Berita & Artikel

Home / Berita


Dec 05, 2023 / Lain-lain
Copy Link

Project Based Learning dalam Pembelajaran IPA Level 5 SD Muhammadiyah 7 Bandung

    Pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan akan membawa siswa pada pengalaman belajar yang mengesankan dan tahan lama, salah satunya dapat diperoleh melalui kegiatan pembelajaran yang menekankan pada keterlibatan aktivitas belajar siswa. Proses pembelajaran yang di lakukan guru di dalam kelas sangat berpengaruh terhadap aktivitas serta peningkatan hasil belajar siswa. 

    Proses pembelajaran yang dikembangkan oleh guru mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan belajar siswa. Pada saat berlangsungnya proses pembelajaran antara guru dan siswa diperlukan interaksi dan perencanaan yang seksama yaitu mengkoordinasikan unsur-unsur pembelajaran seperti tujuan, bahan-bahan pengajaran, kegiatan belajar mengajar, dan model pembelajaran yang tepat, alat bantu pembelajaran, serta penilaian. 

    Menurut (Khodijah, 2012)  Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) profesionalisme guru dalam penerapan model-model pembelajaran inovatif masih belum sesuai harapan. Hal ini terlihat baik dari aspek pengetahuan maupun keterampilan sebagian guru yang masih rendah dalam menerapkan model-model pembelajaran inovatif, dan 2) ada dua faktor yang mempengaruhi  penerapan  model-model  pembelajaran  inovatif,  yaitu  rendahnya  kualitas  pelatihan/workshop yang diikuti dan rendahnya komitmen dan motivasi guru untuk menerapkan model-model pembelajaran inovatif.

    Pembelajaran IPA dibutuhkan dalam setiap individu untuk menanamkan konsep-konsep pelajaran IPA. Kurang aktifnya siswa dapat menyebabkan menurunnya hasil belajar siswa. Dalam pembelajaran seharusnya siswa ikut dilibatkan pada saat proses pembelajaran berlangsung, karena dalam pembelajaran IPA siswa dituntut untuk berfikir kritis. Mengacu pada tujuan pendidikan nasional, maka guru dituntut untuk mengembangkan potensi peserta didik dengan materi yang terkandung dalam mata pelajaran yang akan diajarkan dan menggunakan model apa yang akan diajarkan dalam pelajaran. Dengan begitu maka guru mampu memberikan hal yang baik untuk siswa.

    Pembelajaran yang menarik dan bermakna tidak lepas dari media yang digunakan dalam proses kegiatan. Media pembelajaran adalah alat bantu mengajar berupa wahana yang mengandung materi pembelajaran dan menyalurkannya dengan cara yang lebih efektif dan efisien, sehingga mampu merangsang siswa agar dapat menyerapnya dengan lebih baik. Media adalah istilah umum yang dapat mencakup bidang apa saja. Namun, batasan mengenai pengertian media dalam pendidikan menurut Daryanto (2016, hlm. 4) adalah media yang digunakan sebagai alat dan bahan kegiatan pembelajaran.

    Sebagai salah satu perangkat terpenting pembelajaran, media memiliki berbagai kegunaan khusus untuk membantu kegiatan pembelajaran. Beberapa deretan fungsi media pembelajaran tersebut menurut Sudjana (2015, hlm. 6) adalah sebagai berikut :

1. Alat untuk memperjelas bahan pengajaran pada saat guru menyampaikan pelajaran. Dalam hal ini media digunakan guru sebagai variasi penjelasan verbal mengenai bahan pengajaran.

2. Alat untuk mengangkat atau menimbulkan persoalan untuk dikaji lebih lanjut dan dipecahkan oleh siswa dalam proses belajarnya. Paling tidak guru dapat menempatkan media sebagai sumber pertanyaan atau stimulasi belajar siswa.

3. Sumber belajar bagi siswa. Artinya media tersebut berisikan bahan-bahan yang harus dipelajari para siswa baik individu maupun kelompok.

Praktik ini penting untuk dibagikan karena :

1. Sebagai motivasi guru untuk menerapkan model project based learning dan metode pembelajaran yang inovatif dengan memanfaatkan media pembelajaran berbasis TPACK.

2. Sebagai bahan referensi dan inspirasi bagi rekan guru. 

Peran guru dalam PBL diantaranya :

1. Melakukan identifikasi masalah dan akar masalah.

2. Mencari alternatif solusi dan mengekplorasi berbagai alternatif solusi dengan menggunakan beberapa sumber literatur yang relevan dan wawancara pada pakar.

3. Menentukan solusi dan menganalisis solusi yang sesuai untuk menyelesaikan masalah yang telah diidentifikasi.

4. Menyusun perangkat pembelajaran dengan model pembelajaran Project Based Learning, menyiapkan media pembelajaran berupa video dan Quizziz yang dapat membangun motivasi peserta didik dan membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna.

5. Melaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas pada mata pelajaran IPAS pada materi rangkaian listrik yang telah dirancang pada modul ajar mulai dari kegiatan pendahuluan sampai penutup dengan menggunakan model pembelajaran Project Based Learning dengan media video dan Quizziz. 

6. Melaksanakan evaluasi pembelJajaran sesuai instrumen yang telah disusun. Adapun evaluasi pembelajaran yang telah dilaksanakan berupa lebar observasi, lembar kerja peserta didik dan latihan soal berupa Quizziz.

7. Melakukan analisis proses dan penilaian terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan untuk menentukan ketercapaian tujuan pembelajaran.

8. Melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan dan menyusun rencana tindak lanjut. Adapun refleksi ditujukan pada guru sebagai pendidik, guna mengetahui ketercapaian dan sebagai bahan perbaikan yang meliputi, model pembelajaran, metode dan media yang digunakan. Refleksi pada peserta didik ditujukan untuk mengetahui ketercapaian peserta didik dalam materi pembelajaran, ketertarikan dan antusias peserta didik dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Project Based Learning serta media pembelajaran yang digunakan. 

    Praktik ini penting untuk dibagikan karena dirasa dapat membantu meningkatkan kualitas dalam proses pembelajaran. Dengan menerapkan media dan pemaparan materi pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan motivasi, partisipasi, peserta didik  dalam mengikuti proses pembelajaran.

    Selain itu kegiatan pembelajaran yang interaktif akan tercipta seiring dengan rasa ingin tahu dan ketertarikan peserta didik terhadap materi pembelajaran yang diberikan.

    Model pembelajaran Project Based Learning merupakan pendekatan pembelajaran yang melibatkan peserta didik dalam proyek nyata yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Meskipun memiliki banyak manfaat, namun ada beberapa tantangan yang dihadapi oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan model ini. Berikut adalah beberapa hal yang menjadi tantangan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Project Based Learning:

1. Guru telah merasa nyaman dengan cara konvensional pembelajaran dan enggan untuk mencoba inovasi, mengukur efektivitas inovasi dan memberikan umpan balik yang sesuai peserta didik adalah tantangan yang signifikan.  

2. Waktu yang diperlukan untuk menyiapkan kegiatan pembelajaran sangat banyak, sehingga harus benar-benar membuat perencanan dengan jelas dan terstruktur. 

3. Peserta didik belum pernah melakukan percobaan dengan media yang disiapkan, sehingga muncul rasa khawatir akan terjadi kecelakaan dalam kegiatan. 

4. Proses pembelajaran dengan model Project Based Learning membutuhkan waktu yang lama.

5. Memerlukan biaya yang mahal dan waktu yang lama untuk mempersiapkan perlengkapan media pembelajaran.

    Tidak banyak pendidik yang mampu mengantarkan peserta didik kepada pemecahan masalah, seringkali memerlukan biaya mahal dan waktu yang panjang, dan aktivitas peserta didik yang dilaksanakan di luar kelas sulit dipantau oleh pendidik, Warsono dan Hariyanto (Nur, S.dkk, 2016: 135).

Langkah-langkah untuk menghadapi tantangan antara lain 

1. Membuat modul ajar dan perangkat lainnya dengan menggunakan model pembelajaran Project Based Learning dengan melibatkan rekan kerja, dosen pembimbing dan guru pamong sebagai pemberi saran dan masukan

2. Mempersiapkan media pembelajaran berupa video yang sesuai dengan materi, KIT rangkaian listrik sederhana, membuat latihan soal di Quizziz 

3. Untuk mengatasi kendala pada penerapan model Project Based Learning, guru menyusun strategi belajar pemecahan masalah yang dapat dilakukan bersama peserta didik secara sederhana namun berdampak besar dalam pelajaran IPAS, diantaranya :

a. menemukan dan menyusun masalah,

b. mengembangkan strategi pemecahan masalah dengan baik,

c. menganalisis hasil akhir, dan

d. mengevaluasi hasil. Bransford dan Stein (Noor dan Nurlaila, 2014:253).

    Menerapkan strategi pembelajaran Project Based Learning  sebagai pendekatan untuk menumbuhkan motivasi belajar bagi peserta didik pada mata pelajaran IPAS. Dengan Project Based Learning akan terjadi pembelajaran bermakna karena dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif, memotivasi internal untuk belajar, dan dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam kerja kelompok.

Proses yang dilakukan

1. Menentukan pertanyaan atau masalah utama

2. Merencanakan proyek

3. Membuat jadwal penyelesaian proyek

4. Memonitor kemajuan penyelesaian proyek

5. Mempresentasikan dan menguji hasil penyelesaian proyek

6. Mengevaluasi dan refleksi proses dan hasil proyek 

Sumber daya yang diperlukan

1. Rekan guru sejawat

2. Kepala sekolah

3. Laptop

4. LCD/ Smart TV

5. Jaringan internet

6. LKPD

7. KIT rangkaian listrik

8. Video youtube

9. Aplikasi Quizziz

Dampak dari aksi terhadap langkah-langkah yang dilakukan

1. Penerapan model Project Based Learning membuat peserta didik lebih termotivasi pada pelajaran IPAS dengan materi rangkaian listrik. Selama kegiatan pembelajaran peserta didik terlihat sangat antusias melakukan pemecahan masalah dengan media KIT rangkaian listrik, video pembelajaran dan aplikasi Quizziz.

2. Peserta didik yang semula belum mengetahui rangkaian listrik, dengan model Project Based Learning mereka mudah menganalisisnya.

3. Peserta didik mampu mengidentifikasi rangkaian listrik seri dan pararel serta menyusun laporan proyek.

4. Guru dapat mengevaluasi selama pembelajaran peserta didik mengikuti pembelajaran dengan antusias dan lebih menyenangkan, karena mereka mendapatkan hal-hal yang baru dan bisa mengaplikasikan rangkaian listrik sederhana dalam kehidupan sehari-hari

5. Guru menjadi termotivasi untuk menerapkan model Project Based Learning pada pembelajaran lain yang sesuai.

    Project Based Learning (PBL) adalah metode pembelajaran yang melibatkan siswa dalam kegiatan nyata melalui proyek-proyek kolaboratif. PBL memiliki kelebihan, antara lain meningkatkan motivasi belajar, mengembangkan keterampilan kolaborasi, menerapkan pengetahuan dalam konteks nyata, meningkatkan kreativitas, dan memperkuat pemahaman

    Dengan menerapkan model pembelajaran Project Based Learning, peserta didik menjadi lebih semangat dalam mengikuti pembelajaran, sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif, karena penerapan model Project Based Learning yang telah dipilih dan dirancang mampu menjadi solusi dari tantangan yang ditemukan guru saat melakukan pembelajaran. Peserta didik antusias, tertarik dengan media pembelajaran, dan hasil belajar meningkat.

    Peserta didik menyatakan jika kegiatan pembelajaran sangat menyenangkan dan lebih mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru. Hal ini dibuktikan dari proses, hasil belajar, dan lembar refleksi peserta didik.

Faktor keberhasilan dari strategi yang dilakukan diantaranya; 1) Rasa percaya diri dalam menguasai model pembelajaran dan media yang digunakan. 2) Dukungan dari kepala sekolah dan rekan guru sejawat. 3) Media pembelajaran yang menarik dan memancing rasa ingin tahu bagi peserta didik. 4) Peserta didik yang kreatif, inovatif, dan antusias mengikuti proses pembelajaran. (Atik Nurhidayah)



Sumber:http://sdm7bdg.sch.id/beritadetail/Project+Based+Learning+dalam+Pembelajaran+IPA+Level+5+SD+Muhammadiyah+7+Bandung


Penulis : Atik Nurhidayah, S.Pd.

0 Komentar

Komentar