Berita & Artikel

Home / Berita


Nov 09, 2022 / Berita
Copy Link

Antusiasme Peserta Didik SD Muhammadiyah 7 Bandung Ikuti Shalat Gerhana Bulan

SDM7BDGNews - Fenomena gerhana bulan total yang terjadi pada Selasa, 8 November 2022 malam, dimanfaatkan oleh SD Muhammadiyah 7 Bandung untuk mengajarkan salah satu tuntunan syariat kepada peserta didiknya, sesuai dengan sunnah Nabi Muhammad SAW, dan anjuran Pimpinan Pusat Muhammadiyah untuk melaksanakan shalat Khusuf atau shalat gerhana bulan. SD Muhammadiyah 7 Bandung menyelenggarakan pelaksanaan shalat khusuf di masjid Al-Irfani Komplek Perguruan Muhammadiyah Antapani. Bertindak sebagai imam dan khotib pada shalat khusuf ini ialah Ust. Yaser Arafat, S.Pd.I. 

    Puluhan siswa dari berbagai level ditemani orang tua masing-masing mulai berdatangan ke area masjid pada pukul 17.00 wib, sesuai dengan arahan yang disampaikan sebelumnya. Terlihat pula beberapa guru dan pimpinan sekolah pun menyempatkan diri menghadiri kegiatan ini. 

    Sambil menunggu adzan maghrib para jamaah yang terdiri dari puluhan siswa, guru, dan orangtua melantunkan gema takbir secara bersamaan, kemudian setelah adzan berkumandang barulah mendirikan shalat Maghrib berjamaah dan kemudian dilanjutkan dengan shalat rawatib ba'diyah. Kemudian dilanjutkan dengan melaksanakan shalat khusuf (shalat gerhana) yang dipimpin oleh Ust. Yaser Arafat. Sebelum pelaksanaan  sholat khusuf, Ust. Yaser mengingatkan kembali tentang tata cara pelaksanaan sholat gerhana, shalat gerhana pada dasarnya mirip dengan shalat sunnah biasa namun yang berbeda ialah pada shalat gerhana terdapat dua kali membaca al-fatihah, dua kali membaca surat panjang, dan dua kali ruku' dalam setiap rakaatnya dan dilakukan dua rakaat secara berjamaah serta diakhiri dengan khutbah.  


    Dalam khutbahnya Ust. Yaser mengajak jama'ah untuk bermuhasabah, merenung, introspeksi diri untuk meningkatkan keimanan atas peristiwa alam ini. Beliau juga membahas beberapa kepercayaan tentang gerhana dari beberapa negara, kemudian beliau menyampaikan kondisi umat menyikapi gerhana pada masa awal Islam, saat itu sebagian orang memaknai fenomena alam ini dengan beragam tafsir. Ada yang menyebutnya pertanda kematian (meninggalnya putra Nabi yaitu Ibrahim bin Muhammad), ada pula yang memahaminya sebagai  pertanda terjadinya sebua peristiwa, padahal gerhana merupakan sebuah fenomena alam yang mengajarkan kepada kita tentang ke-Maha Besaran dan Kekuasaan Allah SWT.  "Gerhana harus menjadikan kita semakin beriman kepada Allah SWT. Ada siang dan ada malam, ada bulan dan matahari, semua menujukkan kekuasaan Allah SWT," ujar beliau dalam khutbahnya. 

    Adapun hikmah disyariatkannya sholat gerhana, pertama, untuk menanamkan rasa takut kepada Allah SWT agar seorang hamba meningkatkan ketaatan kepada-Nya. Ini, jelas disabdakan Rasulullah : 

إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لَا يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ، وَلَكِنَّ اللَّهَ تَعَالَى يُخَوِّفُ بِهَا عِبَادَهُ 

"Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah, dan keduanya tidak akan mengalami gerhana disebabkan karena mati atau hidupnya seseorang. Akan tetapi dengan peristiwa itu Allah Ta'ala ingin membuat para hamba-Nya takut." Takut dalam arti kita menambah ketaqwaan dan keimanan kepada Allah dan semakin mendekatkan diri kepada-Nya. Kedua, ialah mengingatkan akan tanda-tanda kiamat, ketiga, sebagai bentuk pengakuan atas kebesaran Allah SWT, keempat, mengusir tahayul dan kesyirikan dan yang terakhir ialah mempertebal keimanan kita terhadap Allah SWT.  Wallahu a'lam.



Sumber:http://sdm7bdg.sch.id/beritadetail/Antusiasme+Peserta+Didik+SD+Muhammadiyah+7+Bandung+Ikuti+Shalat+Gerhana+Bulan

Reporter : TIM-MCC
Penulis : Zayn MCC

0 Komentar

Komentar